Ini terkisah
dari suri tauladan kita nan mulia Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam
Diriwayatkan
dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyalloohu ‘Anhu, berkata yang artinya:
‘ Masih
tengiang dalam ingatanku saat Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wa Sallam
mengisahkan seorang nabi yang dipukul kaumnya hingga berdarah. Nabi tersebut
mengusap darah pada wajahnya seraya berdo’a: ‘Ya ALLOH, ampunilah kaumku,
karena mereka kaum yang tidak mengetahui. ’
Suatu hari
ketika Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi wa Salllam tengah melayat atas kematian
sahabatnya, datanglah seorang Yahudi bernama Zaid bin Su’nah, menemui beliau
untuk menuntut piutangnya. Yahudi itu menarik ujung gamis dan selendang beliau
sambil menatap dengan wajah bengis. Ia berkata: ‘ Hai Muhammad, apakah engkau
tak akan membayar hutangmu padaku? ’ Kontan sikap Yahudi ini membuat orang –
orang yang ada disitu meradang.
Umar
Rodhiyalloohu ‘Anhu pun marah, ia menoleh ke arah Zaid si Yahudi sambil
melototkan matanya seraya berkata: ‘Hai musuh ALLOH, engkau beraniberkata dan
berbuat tidak senonoh terhadap Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi wa Salllam di
hadapanku?! Demi Dzat yang telah mengutus beliau dengan membawa kebenaran,
seandainya bukan karena menghindari teguran beliau, niscaya sudah kutebas
engkau dengan pedangku! ’
Sementara Rosulullooh
Sholalloohu ‘Alaihi Wa Salllam memperhatikan reaksi Umar rodhiyalloohu ‘Anhu
dengan tenang. Beiau bersabda:
‘ Wahai
Umar, aku dan ia lebih membutuhkan perkara yang lain (nasihat). Yaitu engkau
anjurkan kepadaku untuk menagih hutangnya dengan cara yang baik pula. Wahai
Umar, bawalah ia dan tunaikanlah haknya serta tambahkan dengan dua puluh sha’
kurma ’
Melihat Umar
Rodhiyalloohu ‘Anhu menambah dua puluh sha’ kurma, Zaid si Yahudi itu bertanya:
Hai Umar, tambahan apakah ini ?
‘ Umar
Rodhiyalloohu ‘Anhu menjawab: ‘Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi wa Salllam
memerintahkanku untuk menambahkannya sebagai ganti kemarahanmu! ’
Si Yahudi
itu berkata: ‘ Hai Umar, apakah engkau mengenalku ? ’
‘ Tidak.
Siapa anda ? ’ Umar Rodhiyalloohu ‘Anhu balas bertanya.
‘ Aku adalah
zaid bin Su’nah, ’ jawabnya.
‘ Apakah
zaid si pendeta itu ? ’ tanya Umar lagi.
‘ Benar ! ’
jawabnya. Umar berkata: ‘Apakah yang mendorongmu berbicara dan bertindak
seperti itu terhadap Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi wa Salllam ? ’
Jawab Zaid: ‘Haui
Umar, tidak satupun tanda – tanda kenabian kecuali aku pasti mengenalinya
melalui wajah beliau setiap kali aku memandangnya. Tinggal dua tanda yang belum
kubuktikan, yaitu: apakah kesabarannya dapat memupus tindakan jahil, dan apakah
tindakan jahil yang ditujukan kepadanya justru semakin menambah kemuran hatinya
? Dan sekarang aku telah membuktikannya. Aku bersaksi kepadamu wahai Umar,
bahwa aku rela ALLOH ‘Azza wa Jalla sebagai ROBBku, islam sebagai agamaku dan Muhammad
sebagai nabiku. Dan Aku bersaksi kepadamu bahwa aku telah menyedekahkan
sebagian hartaku untuk umat Muhammad. ’
Umar berkta ‘
Ataukah untuk sebagian umat Muhammad Sholalloohu ‘Alaihi wa Salllam saja? Sebab
hartamu tidak akan cukup untuk dibagikan kepada seluruh umat Muhammad ’
Zaid berkata
‘Ya, untuk sebagian umat Muhammmad. ’
Lalu Zaid kembali menemui Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi
wa Salllam dan bersaksi:
‘ASSHADUALLAA ILAAHAILLALLOOH WA ASSHADUANNA MUHAMMDARROSULULLOOH '
“Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali ALLOH semata, dan
aku juga bersaksi bahwa Muhammd adalah hamba dan utusan-NYA. ”
Alhamdulillah, Ia Pun
menjadi orang yang beriman dan membenarkan kerosullan beliau Sholalloohu ‘Alaihi
wa Salllam.
--Subhanallooh..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar