‘ Manakala manisnya iman tlah tertancap dan menghujam dalam diri seorang hamba, maka siksaan itu tiadalah berasa. Hanya bahagia..yang dirasa..’
Ini
terkisah dari sahabat Rosululloh sholalalloohu ‘Alaihi Wa Sallam, Bilal Bin
Rabbah.
Sahabat
Bilal adalah seorang budak dari Habasyah.
Bliau menjadi budak dari dari seorang majikan yang bernama Ummayah di
Makkah.
Tatkala itu Bilal mendengar pembicaraan majikannya
bersama tamunya ’ bahwasanya akan datang seorang Muhammad yang mengajarkan
agama yang baru ’. Rasa penasaran muncul
dalam diri bliau. Nan membuncah dalam diri Bilal, Bilal sangat ingin bertemu
dengan Muhammad Sholalloohu ‘alaihi Wa Sallam serta mendengarkan ajaran agama
darinya. Hingga tergerak dalam dirinya secara diam – diam Bilal mencari tau
informasi tentang hal itu.
Hingga akhirnya dipertemukanlah Bilal dengan sahabat Abu
Bakar As Sidiq. Abu Bakar As sidiq kala itu telah beriman lebih dahulu. Bilal
pun diajak bertemu dengan Rosulullooh sholaloohu ‘Alaihi Wa Sallam.
Nabi sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam pun menyambut
kedatangan Bilal dengan hangat serta menyampaikan semua dakwah dan ajarannya.
Mendesir..hati Bilal tersentuh.., merasuk dalam kalbu apa yang disampaikan Rosulullooh
Shoalalloohu ‘Alaihi Wa Sallam. Begitu menentramkan hatinya, apa yang disampaikan
beliau Sholalloohu ‘Alaihi Wa Sallam.
Dan dengan mantap di hadapan Rosululloh Sholalloohu
‘Alaihi Wa Sallam, Bilal pun berucaplah kalimat syahadat. Keimanan pun
tertancap dalam dirinya. Kebahagian tak berrtepi..
Kebahagian Bilal ini ternyata tidak menimbulkan rasa
senang pada majikannya Ummayah. Ummayah justru menentang ajaran Rosululloh
sholaloohu ‘Alaihi wa Sallam yang ajarannya juga telah diimani oleh Bilal.
Hingga ia pun murka terhadap budaknya tersebut. Ia tidak menyangka bahwa
budaknya ternyata telah beriman terhadap ajaran yang dibawa Muhammad
Sholalloohu ‘Alaihi Wa Sallam. Hingga akhirnya Bilal pun di paksa untuk keluar
dari keimannnya. Lantas apakah yang terjadi ???
Inilah
bukti manisnya iman ketika sudah tertancap dan merasuk dalam diri sahabat Bilal
nan mulia,
Bilal
disiksa, dan siksaan itu menderanya stiap hari. Namun tak sedikitpun
menggoyahkannya, tak ada yang bisa merenggut keyakinan dalam dirinya. Meskipun
siksaan menghujam tak kenal henti.
Begitu
kesalnya Ummayah melihat pendirian Bilal, Ia pun menyeret Bilal dan
memanggangnya di bawah terik matahari. Panas pun terasa membakar tubuh Bilal
yang tidak memakai baju. Semua itu diterima dengan keikhlasan. Lantas hanya inikah
sikasaan yang diterimanya ???
Tidak,
tidak sampai disana, tubuh Bilal kemudian dikubur dalam pasir yang sangat
panas. Hanya kepalanya yang tidak ikut dikubur agat tetap terpanggang sinar
matahari yang sedang panas – panasnya.
Dan
pada hari lainnya, Ummayah membaringkan Bilal di atas pasir panas lagi.
Tubuhnya yang terlentang ditindihnya dengan batu – batu yang sangat besar. Bisakah
kita dibayangkan, bagaimana kedaan Bliau ?
Tapi, keyakinan Bilal sudah sangat kuat. Bliau tidak menyerah
walaupun Ummayah menyiksanya habis – habisan dan mengancam akan membunuhnya
kalau tetap dengan keimanannya tersebut. Bliau juga ikhlas dan berpegang teguh
pada pendiriannya meskipun lehernya diikat tali dan tubuhnya diseret ke kota
Makkah. Dalam penderitannnya itu, Bilal berucap, ‘..Ahad..Ahad..’ yang artinya
‘ALLOH Maha Esa..ALLOH Maha Esa’.
Tatkala melihat penderitaan Bilal yang disiksa oleh
majikannya Ummayah, sahabat Abu Bakar As Sidiq merasa sangat kasihan. Beliaupun
meminta Ummayah untuk menjual Bilal kepadanya. Walaupun Ummayah meminta harga
yang sangat tinggi untuk menjual Bilal, Abu Bakar tetap membeli Bilal, kemudian
memerdekakannya.
Alhamdulillah..
Bilal
pun terbebas dari segala hukuman dan
penderitaan yang dilakukan oleh Ummayah. Selanjutnya, bilal selalu mengikuti Rosulullooh
Sholallooohu ‘Alahi Wa Sallam dalam dakwahnya. Selain itu, bliau selalu siap
sedia mendampingi dan melindungi Rosulullooh Sholalloohu ‘alahi Wa Sallam.
--Selepas
sholat Isya
20.10
Ahad, 02 Feb 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar