Minggu, 30 Maret 2014

..LAPARNYA ANAK KECIL ITU..



 Dan dengarkan, dengarkanlah  kisah dari sahabat nabi nan mulia Umar bin Khotob Rhodhiyalloohu 'anhu.
Sungguh sosok pemimpin yang penuh kemuliaan dan teladan, serta penuh perhatiannya akan kesejahteraan rakyatnya. Bliau berusaha selalu memastikan kondisi rakyatnya hingga malam pun beliau rela berkeliling untuk memastikan kondisinya.
Khalifah Umar Bin Khotob suatu ketika berkeliling pada malam hari untuk memastikan kondisi rakyatnya. Sampailah beliau di suatu tenda yang berjarak sekitar 3 mil dari kota Madinah. Beliau melihat seorang wanita bersama  anak – anaknya yang masih kecil  menangis ada disekelilingnya.

Lantas terjadilah dialog Umar dengan wanita tersebut:
Dan Umarpun menanyakan keadaan anak tersebut.
Lantas wanita tersebut menjawab’Kami ditimpa hawa dingin dan kegelapan malam’
Umar bertanya’Lalu mengapa mereka menangis?’
Wanita itu menjawab ‘Mereka menangis karena lapar.’
Umar bertanya lagi ‘Apa yang ada dalam periuk itu?’
Wanita itu menjawab, “Air”. Sengaja aku memasaka air untuk membuat mereka diam dan tertidur
Kemudian wanita itu berkata, ‘Allah menjadikan kami saksi atas Umar’
Dan wanita tersebut tidaklah mengetahui, bahwa sesungguhnya sososk yang sedang berbicara dengannya adalah Khalifah Umar.
Lantas Umar berkata ‘Semoga ALLOH memberi rahmat kepadamu . Umar tidak mengetahui keadaan kalian.
Dan wanita tersebut menyahut ‘Subhanallooh, dia yang diamanahi mengurus kepentingan kami, malah melalaikan nasib kami’

Setelah kejadian tersebut , lantas Umar bergegas pergi.
Dana apakah sekiranya yang diakukan Umar???
Umar ternyata segera pergi ke Baitul mal dan kembali ke tenda tempat wanita tersebut beserta anak – anak kecilnya. Bliau memanggul makanan diatas pundaknya. Memikul karung – karung berisi gandum dan minyak.
Dan ini beliau lakukan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain, walauapun sekiranya bagi beliau untuk memerintahkan hal itu sangatlah mudah. Namun tidak, beliau nda melakukannya.
Dan Umar berpegang prinsip bahwa orang lain tidak akan menanggung dosanya pada hari kiamat nanti.
Setelah itu segeralah Umar memasak bahan makanan yang ia bawa tadi untuk anak – anak kecil wanita tersebut. Dan dalam benak wanita tersebut merasa terheran, berkatalah ia:
‘Semoga ALLOH membalas kebaikanmu. Demi ALLOH engkau lebih pantas menjadi pemimpin kami daripada Umar’

MasyaALLOH..
Begitu mulianya sahabat Umar ini, meskipun begitu tak lantas mengatakan bahwa akulah Umar.
Kesejahteraan bagi rakyatnya jauh lebih utama, dari pada sebuah lebel sebutan pemimpin. Sebuah rasa tanggung jawab yang begitu mulianya..

-- 22.37 ; Ahad, 30 Maret 2014


Tidak ada komentar: