Minggu, 02 Februari 2014

Bercandanya Rosulullooh.. -- Biji Buah Kurma..



Suatu ketika, Rosulullooh Sholalloohu ‘Alaihi Wa Sallam dan para sahabat sedang ifthor. Setiap kali mereka makan sebuah kurma, biji- biji sisanya mereka sisihkan di tempatnya masing- masing. Beberapa saat kemudian, Ali menyadari bahwa dia memakan terlalu banyak kurma. Biji- biji kurma sisa mereka menumpuk lebih banyak di sisi Ali dibandingkan di sisi Rosulullooh. Maka Ali pun secara diam- diam memindahkan biji-biji kurma tersebut ke sisi Rosulullooh. Kemudian Ali Rodhiyalloohu ‘Anhu dengan tersipu-sipu mengatakan,
‘ Wahai Nabi, engkau memakan kurma lebih banyak daripada aku. Lihatlah biji-biji kurma yang menumpuk di tempatmu. ’
 Nabi pun tersenyum dan menjawab, ‘Ali, kamulah yang memakan lebih banyak kurma. Aku memakan kurma dan masih menyisakan biji-bijinya. Sedangkan engkau, memakan kurma berikut biji-bijinya.’ (HR. Bukhori)

.. =)

( Ifthor: makanan berbuka puasa)

--Selepas sholat isya
20:20 Ahad, 02 Feb 2014

Manakala Manisnya Iman Telah Tertancap ..Ahad..Ahad..


‘ Manakala manisnya iman tlah tertancap dan menghujam dalam diri seorang hamba, maka siksaan itu tiadalah berasa. Hanya bahagia..yang dirasa..’
Ini terkisah dari sahabat Rosululloh sholalalloohu ‘Alaihi Wa Sallam, Bilal Bin Rabbah.
Sahabat Bilal adalah seorang budak dari Habasyah.  Bliau menjadi budak dari dari seorang majikan yang bernama Ummayah di Makkah.
Tatkala itu Bilal mendengar pembicaraan majikannya bersama tamunya ’ bahwasanya akan datang seorang Muhammad yang mengajarkan agama yang baru ’.  Rasa penasaran muncul dalam diri bliau. Nan membuncah dalam diri Bilal, Bilal sangat ingin bertemu dengan Muhammad Sholalloohu ‘alaihi Wa Sallam serta mendengarkan ajaran agama darinya. Hingga tergerak dalam dirinya secara diam – diam Bilal mencari tau informasi tentang hal itu.
Hingga akhirnya dipertemukanlah Bilal dengan sahabat Abu Bakar As Sidiq. Abu Bakar As sidiq kala itu telah beriman lebih dahulu. Bilal pun diajak bertemu dengan Rosulullooh sholaloohu ‘Alaihi Wa Sallam.
Nabi sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam pun menyambut kedatangan Bilal dengan hangat serta menyampaikan semua dakwah dan ajarannya. Mendesir..hati Bilal tersentuh.., merasuk dalam kalbu apa yang disampaikan Rosulullooh Shoalalloohu ‘Alaihi Wa Sallam. Begitu menentramkan hatinya, apa yang disampaikan beliau Sholalloohu ‘Alaihi Wa Sallam.
Dan dengan mantap di hadapan Rosululloh Sholalloohu ‘Alaihi Wa Sallam, Bilal pun berucaplah kalimat syahadat. Keimanan pun tertancap dalam dirinya. Kebahagian tak berrtepi..
Kebahagian Bilal ini ternyata tidak menimbulkan rasa senang pada majikannya Ummayah. Ummayah justru menentang ajaran Rosululloh sholaloohu ‘Alaihi wa Sallam yang ajarannya juga telah diimani oleh Bilal. Hingga ia pun murka terhadap budaknya tersebut. Ia tidak menyangka bahwa budaknya ternyata telah beriman terhadap ajaran yang dibawa Muhammad Sholalloohu ‘Alaihi Wa Sallam. Hingga akhirnya Bilal pun di paksa untuk keluar dari keimannnya. Lantas apakah yang terjadi ???
Inilah bukti manisnya iman ketika sudah tertancap dan merasuk dalam diri sahabat Bilal nan mulia,
Bilal disiksa, dan siksaan itu menderanya stiap hari. Namun tak sedikitpun menggoyahkannya, tak ada yang bisa merenggut keyakinan dalam dirinya. Meskipun siksaan menghujam tak kenal henti.
Begitu kesalnya Ummayah melihat pendirian Bilal, Ia pun menyeret Bilal dan memanggangnya di bawah terik matahari. Panas pun terasa membakar tubuh Bilal yang tidak memakai baju. Semua itu diterima dengan keikhlasan. Lantas hanya inikah sikasaan yang diterimanya ???
Tidak, tidak sampai disana, tubuh Bilal kemudian dikubur dalam pasir yang sangat panas. Hanya kepalanya yang tidak ikut dikubur agat tetap terpanggang sinar matahari yang sedang panas – panasnya.
Dan pada hari lainnya, Ummayah membaringkan Bilal di atas pasir panas lagi. Tubuhnya yang terlentang ditindihnya dengan batu – batu yang sangat besar. Bisakah kita dibayangkan, bagaimana kedaan Bliau ?
Tapi, keyakinan Bilal sudah sangat kuat. Bliau tidak menyerah walaupun Ummayah menyiksanya habis – habisan dan mengancam akan membunuhnya kalau tetap dengan keimanannya tersebut. Bliau juga ikhlas dan berpegang teguh pada pendiriannya meskipun lehernya diikat tali dan tubuhnya diseret ke kota Makkah. Dalam penderitannnya itu, Bilal berucap, ‘..Ahad..Ahad..’ yang artinya ‘ALLOH Maha Esa..ALLOH Maha Esa’.
Tatkala melihat penderitaan Bilal yang disiksa oleh majikannya Ummayah, sahabat Abu Bakar As Sidiq merasa sangat kasihan. Beliaupun meminta Ummayah untuk menjual Bilal kepadanya. Walaupun Ummayah meminta harga yang sangat tinggi untuk menjual Bilal, Abu Bakar tetap membeli Bilal, kemudian memerdekakannya.
Alhamdulillah..
Bilal pun terbebas dari segala hukuman  dan penderitaan yang dilakukan oleh Ummayah. Selanjutnya, bilal selalu mengikuti Rosulullooh Sholallooohu ‘Alahi Wa Sallam dalam dakwahnya. Selain itu, bliau selalu siap sedia mendampingi dan melindungi Rosulullooh Sholalloohu ‘alahi Wa Sallam.

--Selepas sholat Isya
20.10 Ahad, 02 Feb 2014