Minggu, 13 April 2014

Ingatkah..


ALLOH berfirman dalam Q.S Al Hasr: 18, yang artinya:
‘ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada ALLOH dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada ALLOH, Sesungguhnya ALLOH  Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.’

Perjalanan..
Jika hidup layaknya perjalanan dengan naik kereta, maka akan ada jadwal waktu dimana kereta akan menaikkan dan menurunkan penumpang pada satsiun dan tempat tertentu. Dan dalam perjalanan hidup pun demikian adanya, tiap hari serta waktu tertentu akan adanya kelahiran dan kematian yang beriringan. Entah tak tau kapan dan dimana itu akan menyapa..
Dan kalaulah diibaratkan pula, kita ini layaknya sedang menanam.  Menanam untuk kita tuai, berupa buah di akhirat kelak. Buah maniskah? Atau sebaliknya..

Dunia ibarat layaknya ladang nan subur..
Tempat menanam pohon
Dengan bercabang jutaan kebaikan akhirat
Beranting ketaqwaan,
Berdaun kemuliaan,
Berbuah manisnya iman..

Lantas, apatah yang sedang kita tanam sekarang? Buah apa yang kan kita petik? Jikalah perjalanan kereta  hidup itu suatu saat kan berhenti dan menurunkan kita dalam suatu stasiun tujuan kita..

Dan  terkadang dalam perjalanan ini pun perlulah kiranya adanya pemberhentian sejenak, pemberhentian untuk mengambil energi kembali dalam ranah muhasabah..
‘Self interrogation’ berupa muhasabah seperti yang dikemukakan Ibnu Taimiyah yang pada intinya dimana kiranya perlu untuk mengevaluasi apa yang telah kita lakukan selama ini, ataukah mungkin dalam seharain yang kita jalani. Sehingga mudah – mudahan syukur itu kan ada dan senantiasa memohon ampun manakala ada kesalahan ataukah khilaf dalam diri kita, karena keterbatasan yang ada pada diri kita. Dan berharap menjadi lebih baik..

Dan semoga kita diringankan untuk untuk senantiasa  dalam patikan kebaikan dan selalu ada  rawatan hati kita akan hal ini. Dan mudah – mudahan senantiasa dalam keridhoan dan keberkahanNYA dalam perjalanan ini.. Aamiin

Dan kepadaNYA saya memohon ampun, jikalah  apa yang tertulis belum sepenuhnya diri melakukan. 

.. Mengingatkan juga  diri pribadi..

-- 17: 26 ; Ahad, 13 April 2014






Kamis, 03 April 2014

Pematik



Meretas dalam patikan semangat
Rangkaian kata mengantar energi semangat
Membangkit dalam memahamkan

Bersemangatlah sang pematik..
Menebar dalam rajut kebaikan nan menyejukkan
Layaknya embun
Baek kan  menggiring
Mencoba merangkul semua
Agar  kebaikan nan tercipta
Mensejahterakan..

Dan patikan semangat itu
Beriring sabar 
Dalam jalan ini,
Jalan nan mulia..

-- 05:22 ; Kamis, 03 April 2014

Rabu, 02 April 2014

DIA Memanggilmu..



Adzan dzuhur berkumundang..
Kulangkahkan kakiku bersama beberapa teman seusai perkuliahan semenjak dari pagi, menuju mushola yang ada di lante 1 kampusku. Dan kami menuju tempat wudhu, hah..menyegakan.. setelah beraktiivtas dari pagi kala itu. Air wudhu memang menyegarkan.. 

Setelah itu, Kuberjalan menuju lemari tempat mukena,  kuambil lantas ku kenakan mukena itu. Sebelum sempurna kupakai, tak sengaja mataku melihat nampak dari kejauhan pintu mushola sayap utara sesosok yang dipapah temannya. Pelan berjalannya..pelan..ya pelan.. Sabar sekali teman ini menuntun laki – laki tersebut. MasyaALLOH, setelah hampir dekat dengan pintu mushola ternyata baru ku tahu nampak bahwa laki – laki tersebut tak bisa melihat dengan sempurna. Teman tadi masih dengan setianya memapah laki – laki tersebut menuju tempat wudhu, maka berwudhulah laki – laki tersebut. Dan setelah laki – laki tersebut selesai barulah sang sahabat yang menuntun tadi lantas berwudhu. Dipapahlah lagi sang laki – laki tersebut ke tempat sholat..pela..pelan.. dan dengan begitu sabarnya..

Subhanalloh..hampir tetegun melihat  sampai beberapa saat..
Ahh.. teringat kejadian sekitar satu semester yang lalu itu, sekelibat teringat pula kisah sahabat Rosululloh, Ibnu Ummi Maktum. Beliau adalah seorang sahabat yang daikaruniai keterbatasan penglihaan/buta.
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh berkata : “Telah datang kepada Nabi Sholalloohu ‘alaihi Wa Sallam seorang laki-laki buta dan berkata, ‘Wahai Rosulullooh sesungguhnya aku tidak memilki seorang penuntun pun yang bisa mengajakku ke masjid.’ Dan dia meminta kepada Rosulullooh Sholalloohu ‘alaihi wa Sallam agar memberikannya rukhshoh (keringanan) agar dirinya sholat di rumah maka kemudian Rosulullooh pun memberikan rukhshoh kepadanya. Namun ketika orang itu membalikkan badannya Rosulullooh Sholaloohu ‘alaihi wa Sallam memanggilnya dan berkata, ‘Apakah engkau mendengar panggilan (adzan) untuk sholat? ’ dia menjawab,’ya’, Beliau Sholalloohu ‘alaihi wa Sallam  berkata, ‘Sambutlah’." (HR. Muslim)

MasyaALLOH.. bagaimanakah tidak, sesosok pemuda dengan keterbatasan penglihatnnya begitu semangatnya bersegera mendahulukan mendatangi panggilanNYA kala dikumandangkan. Dan terlebih lagi kisah Sahabat Ibnu Ummi Maktum meskipun beliau meminta keringanan,  ternyata Rosulullooh tetap memintanya untuk menghadiri panggilan tadi.
Lantas bagaimanakah dengan diri kita dengan kondisi yang sehat tanpa kendala, dikala mendengar panggilan untuk menghadapNYA?
..Nasehat diri..

-- 23:17 ; Rabu, 02 April 2014